Sehat Jiwa dan Raga Merupakan hal penting dalam hidup supaya lebih bahagia



Setiap orang memiliki kebahagiaan masing-masing, dengan berbagai macam bentuk kebahagiaan yang tentunya setiap individu memiliki kebahagiaan yang berbeda. Bahagia bisa memiliki teman yang baik, keluarga yang peduli serta lingkungan yang nyaman juga merupakan sesuatu anugerah yang tak bisa ternilai harganya. 

Sehat Jiwa dan Raga dimulai dari diri sendiri

Namun, saat ini tidak semua orang bisa merasakan kebahagiaan dalam menjalani hidup. Karena ada banyak sekali faktor yang membuat orang tersebut menjadi stress, depresi, emosional, cemas bahkan yang lebih di khawatirkan adalah bunuh diri. Jika sudah mencapai tahap dimana seseorang sudah merasakan putus asa dalam menjalani hidup. Hal ini tidak hanya dirasakan oleh orang dewasa saja, namun kalangan remaja, anak-anak serta berbagai macam usia bisa mengalaminya. 

Pada tanggal 9 Oktober 2019 bersama dengan komunitas BloggerCrony, alhamdulillah saya turut serta ikut acara dalam seminar dalam rangka hari kesehatan jiwa sedunia yang diperingati setiap tanggal 10 Oktober. Adapun temanya sendiri yang diangkat adalah Sehat Jiwa dimulai dari Keluarga dan Masyarakat. 



Depresi sebenarnya bisa dialami oleh semua orang, tidak memantau orang tersebut kaya atau miskin bahkan dengan pendidikan tinggi sekalipun. Permasalahan seseorang karena depresi itu terjadi oleh banyak hal yang memicu. Bahkan pada kesempatan bincang seminar kita juga mendapatkan pengalaman serta insight cerita pengalaman dari seorang psikolog di komunitas MotherHope yaitu Ibu Novy Yulianty M.PSi. yang pernah mengalami depresi setelah melahirkan anaknya. 

Pengalaman Ibu Novy tersebut depresi pasca melahirkan anaknya itu biasa disebut dengan Post Partum Depretion atau dikenal dengan PPD. Masa-masa saat mengalami depresi tersebut dikarenakan tidak adanya lingkungan yang mendukung serta kekecewaan dimasa lalu yang berlebihan atau kekhawatiran. Hal ini dirasakan oleh Ibu Novy yang waktu melahirkan anaknya tidak dapat melahirkan anaknya secara normal merasa dirinya kurang sempurna sebagai ibu serta ASI-nya yang tidak keluar juga membuat Ibu Novy semakin stress dan depresi. Perasaan yang dirasakan saat mengalami depresi tersebut adalah sering menangis, tidak mau bergaul dengan ibu lainnya khawatir akan mendapatkan cibiran atau bully an dari ibu lainnya. Akhirnya dengan menyadari hal tersebuy Ibu Novy mencoba bangkit dari depresi tersebut dan bisa merasakan jatuh cinta kembali dengan anaknya saat anaknya sudah berusia 2.5tahun.  

Cerita dari Ibu Novy itu sendiri menyadarkan kita untuk bisa selalu mensupport terhadap sesama, termasuk terhadap ibu baru dengan menghargai semua keputusan ibu tersebut tidak ada judge mental bahwa melahirkan harus normal atau sebagainya. Bentuk support dan dukungan ini dari masyarakat yang perlu dikembangkan untuk tidak mudah nyinyir terhadap sesama. Bahkan kita juga sebenarnya dari dulu selalu diajarkan untuk berkata-kata yang baik tentunya terhadap siapapun. 


Selain itu juga terdapat sharing dari narasumber dari ketua Ikatan Psikolog Klinis (IPK) Ibu Gamayanti menjelaskan pencegahan tindakan bunuh diri untuk kesehatan jiwa. Ternyata menurut data riset dan penelitian hampir 800.000 orang didunia meninggal akibat bunuh diri.  Dimana disetiap 40 detik terjadi 1 kasus kematian akibat bunuh diri ini. Nah, siapa saja sih yang biasanya beresiko untuk melakukan bunuh diri itu antara lain:
  • Seseorang yang pernah mengalami kejadian kekerasan baik verbal maupun fisik dari seseorang
  • Adanya hubungan awal yang terputus dari seseorang yang dia sayangi contohnya ibu, pacar atau pasangan
  • Seserorang yang mendapatkan perlakukan bullying 
  • Kejadian trauma
  • Diskriminatif
  • Serta mengalami tekanan hidup yang berat
  • Minimnya dukungan sosial dalam menjalani hidup
  • Sejarah anggota keluarga bunuh diri
  • Mudah mendapatkan alat bunuh diri seperti (pistol, pisau, tali, pil dll) 




Hal ini hampir mirip sama cerita film kontroversial Joker yang saat ini sedang marak dibicarakan tentang orang baik yang menjadi orang jahat atau seseorang yang memiliki gangguan mental kejiwaan. Sebaiknya buat yang mengalami depresi atau stress juga tidak dianjurkan untuk menonton film tersebut. Bahkan kasus bunuh diri saat ini sangat menyeramkan karena bisa menular loh. 


Kita juga harus mengenali tanda-tanda seseorang yang ingin melakukan bunuh diri untuk kita cegah dengan beberapa tindakan antara lain:
💊 Bicara Tentang Bunuh Diri
💊Bicara tentang alat bunuh diri
💊Sulit makan dan tidur
💊Menunjukkan perilaku yang sangat drastis berubah 180derajat
💊Mundur dari teman atau kegiatan sosial
💊Kehilangan minat disekolah maupun hobi
💊Memberikan barang berharga

Bunuh diri itu bukan tentang kurangnya iman seseorang. Banyak sekali yang selalu menghujat orang yang depresi dengan menganggap itu kurang iman atau apalah. Kejadian tersebut dikarenakan seseorang membutuhkan orang lain untuk dapat bercerita, serta dukungan maupun support positif dari lingkungan. Apalagi saat ini banyak masyarakat kita masih membully perilaku seseorang terhadap keluarga seseorang yang mengalami bunuh diri.



Pentingnya kesadaran kita untuk menjaga kesehatan jiwa ini salah satunya bisa kita lakukan dari diri kita sendiri. Jika kita mengalami stress atau depresi bisa langsung berkonsultasi dengan ahlinya yaitu Psikolog. Saat ini bukan hal yang aneh lagi jika seseorang datang ke psikolog untuk bisa bahagia menyelesaikan semua masalah-masalahnya. Kita juga harus peduli terhadap teman kita, keluarga ataupun memantau medsos seseorang untuk dapat kita dekati saat orang tersebut sudah ada yang mulai aneh seperti depresi untuk kita bantu. 


Bahkan saat ini sudah ada aplikasi SehatJiwa yang merupakan aplikasi untuk kesehatan jiwa yang saat ini sudah bisa dicover oleh BPJS loh. Menjaga kesehatan tidak hanya sehat fisik saja namun hati kita serta jiwa kita perlu sekali untuk bahagia untuk menjalani hidup kita lebih indah terutama dengan orang sekeliling kita keluarga maupun lingkungan sekitar. (By Rachmanita) 


Vlog seminar kesehatan jiwa


7 komentar

  1. Jika stres sudah dirasa berat, ya memang berkonsultari ke ahlinya
    Dan orang lain, ya wajib mendengarkan ceritanya, jangan sampai nanti bunuh diri.
    dan ujung-ujungnya menuduh imannya tidak kuat. Sebenarnya itu kan juga menguji kepedulian sekitarnya

    BalasHapus
  2. Itulah pentingnya seriap orang untuk bersosialisasi dan punya teman dekat, supaya kalo ada masalah dia punya tempat untuk curhat.

    BalasHapus
  3. Wah menarik banget kak ada aplikasi ini. Jujur aku baru tahu banget. Btw bisa sekalian konsul juga kah di apps ini?

    Setuju sama tulisan kaka kalau mental health is real dan bisa jd ada di org terdekat kita ya kak.

    BalasHapus
  4. Stress yg berlebihan itu emang sebahaya itu yaa.
    Banyak pikiran, ekonomi, bullying gitu juga ngeri banget kalau orang yg mengalami hal tersebut gak dirangkul dan ditemenin.

    Aplikasinya oke nih, bisa untuk konsultasi juga kah? Apakah untuk konsultasi serius dikenakan biaya profesional kayak di psikiater gt mba?

    BalasHapus
  5. Intinya kontrolnya di diri sendiri. Gmn bersyukur jg sama apa yg kt punya, apa yg kt hadapin dan apa yg sudah jd suratan tangan *eaak.

    Jangan dibawa stress krn stress suka jd ngerusak diri sendiri n buntutnya panjanggggg.

    BalasHapus
  6. Aku sangat setuju kalau : Bunuh diri itu bukan tentang kurangnya iman seseorang. Banyak sekali yang selalu menghujat orang yang depresi dengan menganggap itu kurang iman atau apalah. Kejadian tersebut dikarenakan seseorang membutuhkan orang lain untuk dapat bercerita, serta dukungan maupun support positif dari lingkungan. Beneran suka kzl sendiri kalau ada yang bunuh diri disangkut pautkan sama iman seseorang. Apalagi masih dihujat dan diceramahi di kala orangnya aja udah enggak ada. Dan bener harus cepet-cepet ketemu psikolog atau setidaknya punya orang yang bisa dengerin dan support selama masa depresi atau stress berat. Seneng ih layanan SehatJiwa bisa dicover BPJS

    BalasHapus
  7. Di Puskesmas dekat rumahku juga uda ada layanan kesehatan jiwa lo. Aku turut happy si, walaupun masih banyak yang harus kita kejar, namun awareness tentang kesehatan jiwa ini makin meningkat ya Ra! Semangaaat!

    BalasHapus