Pentingnya memantau Tumbuh Kembang Anak sejak dini



Hallo Semuanya, 

Sebagai orang tua pastinya kita memiliki kecemasan terhadap anak melalui tumbuh kembangnya. Apalagi saya sendiri mengalami sendiri saat anak mau menginjak usia 2tahun ini khawatir akan tumbuh kembangnya. Terutama tentang kata yang sudah dia ucapkan atau bicaranya dia. 


Pada kesempatan yang lalu tepatnya Sabtu, 28 September 2019 bersama dengan BloggerCare BCC di I See Fest 2019 kolaborasi komunitas powered by Facebook Community Leadership Circles difasilitasi BCC di Booth CLC 13 I See Fest 2019, GBK, Jakarta. Alhamdulilah saya terpilih sebagai peserta BLOGGERCARE kolaborasi dengan MHI dan IC4RD, untuk bisa melakukan konseling GRATIS & Sharing Session terkait tentang tumbuh kembang anak sehingga nantinya bisa mengajak serta mengedukasi dan peduli sesama.


Konsultasi yang saya lakukan terkait tentang Tumbuh Kembang ini adalah untuk mengecek perkembangan bicara pada anak. Karena saya sendiri memantau sebagai orang tua anak saya kosa katanya tidak terlalu banyak dan dia hanya tau apa yang saya ucapkan terkadang. Khawatir sih pasti, karena terkadang sebagai orang tua rasanya gak ingin membandingkan anak kita dengan anak orang lain. Namun, tumbuh kembang tersebut terlihat ada yang terlambat saat ada teman se usianya sudah bisa namun anak kita belum. 

Apa saja sih tugas perkembangan bicara anak yang bisa kita cek sesuai dengan usianya? 
Perkembangan bicara dapat dicek dengan beberapa tahap berikut ini:
  • 2 tahun : bicara kalimat pendek (2 kata)  perbendaharaan kata 50kata
  • Perbendaharaan 200kata : makin pesat, terbentuk tata bahasa (kata depan) 
  • 3 tahun : minimal berbicara 3kata, minimal 900 kosa kata, mampu kalimat tanya, bicara makin jelas, kadang ada substitusi penggantian, pengurangan, pengacauan. 


Saya pertama kali datang bertemu dengan dokter psikologi tumbuh kembang Bapak Tri Gunadi waktu itu pukul 16.00 kurang lebih. Karena membawa anak saya sehingga saya dan suami kebooth ISEEFEST membawa kendaraan pribadi menerjang macet jalanan dari arah BSD. Waktu itu memang kita membawa anak kita untuk bisa dapat dilakukan pengecekan secara langsung dan bisa berkonsultasi. 


Saat itu, anak saya langsung menangis seperti tantrum saat dicek bagaimana keadaannya. Kemudian dijelaskan bahwa selama ini anak saya terlalu sering dimanjakan. Padahal anak ini sebenarnya adalah anak yang aktif dan pintar namun harus dilakukan disiplin sejak dini. 



Pada saat konsultasi pertama kali memang sengaja anak saya diberikan mainan, namun dia malah menangis atau mengamuk mencari saya ibunya. Hal ini merupakan salah satu gejala anak yang tantrum. Untuk mengatasinya anak dipeluk sambil kita duduk seperti memangku, terapi ini dilakukan untuk menahan anak yang sedang mengamuk selama kurang lebih 3menit yang bertujuan untuk memberikan control emosi pada anak. 


Permasalahan anak Tantrum ini jangan pernah disepelekan ya moms. Karena akan beraktibat fatal dimasa mendatang. Adapun akibatnya dimasa mendatang antara lain ADHD atau Gangguan Emosi, ODD, Conduct Disorder hingga psikopat usia. Maka perlunya kita sebagai orang tua untuk membekali anak kemampuan tidak hanya IQ namun juga EQ ya moms. 

Penyebab ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder) (Gangguan Emosi) pada anak ini antara lain:
  1. 30 % adalah genetic
  2. 70 % adalah lingkungan. Pentingnya peran lingkungan ini sangat berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak. Apalagi sejak kecil biasakan anak kita untuk tidak dimanjakan. Beberapa penyebabnya karena lingkungan itu sendiri antara lain:
  • Salah pola asuh (terlalu dimanjakan/tidak konsisten dan tidak ada aturan yang jelas dirumah) 
  • MBD (Minimal Brain Dysfunction) saat lahir seperti prematur, terjatuh saat belum usia 1tahun, kejang demam dan kejang tanpa demam dibawah 1tahun. Dll
  • Pola Makan akibat makanan yang mengandung Gula dan Terigu
  • Elektronik Visual (HP, Gadget, TV, Ipad) 
  • Tidak matangnya tangan dominan

Sebagai orang tua kita tidak boleh loh memberikan social attention pada anak dengan perilaku yang buruk. Hal ini akan menyebabkan anak menjadi tantrum. 
Simpati pada anak dapat dilakukan dengan memberikan senyuman, pelukan, digendong atau di tepuk2. 



Setelah anak usia nanti 2tahun kita sebagai orang tua harus menerapkan disiplin terhadap anak mulai dari bangun tidur pagi hari sampai dia tidur dimalam hari dengan membuat jadwal yang bisa dipasang dirumah. 



Dampak anak yang sering tantrum ini, menjadi anak speach delay. Saat usianya masih dini seperti anakku. Anakku sendiri jumlah kosa katanya masih kurang lebih 20kata yang saat ini tugas saya untuk melakukan stimulasi bercerita, mendongeng sebelum dia tidur bahkan selalu mengajaknya berbicara disetiap kesempatan untuk mengejar ini semua. 

Sehingga saya sendiri merasa senang bisa ada sesi konsultasi seperti ini karena bisa mengerti dan memantau tumbuh kembang sikecil. Bahkan jika ada kekurangan bisa kita kejar dengan melakukan terapi di dokter Tri Gunadi ini. Rencananya sih, mau lanjut pertemuannya untungnya juga lokasinya dekat di daerah Joglo, Ciledug. 

#seeyouatiseefest #feskomindo2019 #iseefest2019 #CLC13IseeFest2019  #facebook #komunitas #BCCxCLCJakarta
#BCCxFacebookCLC #festival #kopdar #communitygathering #BCCSquad #BoothCLC13 #BCCISeeFest2019  #BloggerCare #BCCxMHIxIC4RD

@bloggercrony @feskomindo @iseefest  @motherhopeind @indonesiacareforrarediseases


Pola Asuh terbaik untuk anak

9 komentar

  1. tapi aku kok yo dimarah sama dokter tri hahaha

    BalasHapus
  2. aku baru taubkalau usia 2 tahun anak udah punya "PR" menguasai 50 kosakata, anakku baru 1,5 tahun sih tapi kayaknya belum ada setengahnya, duh jasi deg degan huhu

    BalasHapus
  3. wah senangnya bisa konsultasi lagi begini.. jadi lebih leluasa ya konsultasinya.. banyak juga ilmu yang didapat, jadi semakin paham dan tau bagaimana cara penganangan kebutuhan anak sejak usia dini ya..

    BalasHapus
  4. Tantrum perlu banget diatasi ya mba jangan sampe bikin gangguan lain pada anak kelaknya..asik nih bisa dtang ke event sekaligus konsultasi :) anakku juga 1,5 th perlu banget nih stimulasi biar kosakatanya banyak

    BalasHapus
  5. Masya Allah!
    Bergizi banget nih materinya.
    Senangnya bisa menjadi bagian dari aktivitas padat informasi seperti ini.
    Mendongkrak wawasan dan memberi persfektif baru ya, mba

    BalasHapus
  6. Wah, ternyata anak yang sering tantrum bisa berdampak jadi speech delay ya? Kukira malah sebaliknya, hehe...

    Memang penting ya memantau tumbuh kembang anak sejak dini, biar kita bisa segera melakukan pengobatan atau terapi kalo emang ada masalah.

    BalasHapus
  7. Iya kak betul pasti ada rasa cemas akan tumbuh kembang anak. Pasti aku bakal ngerasain juga nanti kalo udah punya anak.

    Penting banget ya memang memantau tumbuh kembang buah hati dari semenjak dini. Mengenai tantrum tuh perlu bgt yaaa untuk segera diatasi

    BalasHapus
  8. Ya Allah ngeri juga ya kalau tantrum dibiarkan begitu saja dan enggak dihadapi dengan cara yang benar. Bisa menyebabkan ADHD atau Gangguan Emosi, ODD, Conduct Disorder hingga psikopat usia.
    .
    Makasih sharingnya mba, aku jadi belajar banyak dari sini. Termasuk cara untuk menghadapi anak yang tantrum dengan benar. Bekal buat nanti menikah dan jadi bu ibu ehehe.

    BalasHapus
  9. Ihhh. Seru bgt c bs ikt event BCC. Ahhh aku rindu kumpul2 euyyy.

    Btw bicara soal anak ternyata kompleks bgt yaaa. Bnyk yg hrs kt pelajarin.

    Apalagi ttg tantrum. Duhhhh hrs kuat iman. Salah2 anak lg tantrum kt jg jd ikut tantrum hihihii.

    BalasHapus