Menjadi Perempuan Produktif dan Berdaya Maju untuk Indonesia Maju dan Berkembang

Hallo Semuanya, 

Sering gak sih kita perempuan ada pertanyaan saat kita keluar rumah atau bekerja terutama yang sudah menikah dan punya anak. Orang selalu bertanya "Anakmu sama siapa?" 

Saya saat acara
Kalau saya pribadi bukan hanya sering tapi kayaknya setiap keluar ada aja yang tanya gitu. Dulu sih selalu saya balas dan saya jawan. Namun seiring waktu paling kalau ada pertanyaan kayak gitu saya diemin aja deh gak usah dijawab.. HahahaHahaha…. 

Menjadi wanita bukan hanya kodratnya menjadi Dapur, Kasur dan Sumur setelah menikah. Karena buat saya pribadi setelah resign dari kantoran merasakan hal yang drastis baik mental maupun jiwa raga saat menjadi Ibu Rumah Tangga. Aku gak pernah bercita2 menjadi Ibu Rumah Tangga sebelumnya. Karena aku sendiri tipenya emang orang yang gak bisa diem dirumah. Harus punya aktivitas, makanya sekarang lebih berfokus menjadi Content Creator ya Blogger, Vlogger maupun penggiat Instagram. 

Saya lagi...hehe
Pada Selasa, 3 Desember 2019 berlokasi di Millennium Hotel, Tanah Abang, Jakarta Pusat saya mengikuti acara VivaTalk bersama teman-teman Viva.co.id serta para Blogger tentang Perempuan Berdaya Indonesia Maju sebagai Perempuan di Era Digital dengan Narasumber I Gusti Ayu Bintang Darmati (Ibu Menteri Pemberdayaan Anak dan perempuan) , Dr. Sri Danti Anwar (Pakar Gender) , Eko Bambang Subianto (Aliansi Laki-laki baru) , Diajeng Lestari Founder Hijup.. Acara ini juga dipandu oleh Moderator Anna Thealitha yang merupakan Anchor News TVOne. 

Sambutan Acara
Bahasan Gender dan Pemberdayaan Perempuan ini memang sangat menarik. Karena memang terkadang masih pro kontra juga apalagi masih ada kan Mom War Ibu Rumah Tangga maupun Ibu Bekerja. Perang ini seolah gak ada habisnya sehinga banyak yang membawa-bawa ke Agama untuk urusan tersebut. Padahal Agama sendiri tidak melarang untuk perempuan bekerja. Karena sudah banyak contohnya perempuan yang sukses yang dikisahkan dalam Agama Islam seperti Siti Khadijah. 

Sambutan Acara
Padahal saat perempuan bekerja itu, kalau mau di runut secara agama nafkah hasil kerjanya istri saat dibelanjakan untuk urusan rumah tangga jatuhnya menjadi Sedekah. Sehingga saat perempuan bekerjapun padahal merupakan sarana Ibadah juga. Karena kalau saya pribadi, kita enggak pernah tau apa yang akan terjadi besok kalau hanya menggantungkan pendapatan hanya dari 1 pihak suami. Seperti halnya saat tiba-tiba suami meninggal untuk pahitnya kita sebagai perempuan sudah bisa mandiri dan mapan secara Financial. 

Talkshow bersama Narasumber 
Saat perempuan bekerja masih sering mendapatkan perlakuan yang kurang menyenangkan di masyarakat dengan omongan-omongan serta pertanyaan yang menyinggung. Apalagi saat perempuan tersebut sudah menikah dan punya anak tentunya pertanyaan yang terlontar sering kali sebagai berikut:
😢 Anak kamu sama siapa? Siapa yang ngurus anakmu
😢 Siapa yang ngurus urusan rumah kamu dirumah? 
😢 Siapa yang mencuci baju dan lain sebagainya 
😢 Berangkat kerja jam berapa pulang jam berapa? 
😢 Kamu gak kasihan apa sama anak kamu di titipin orang? 
😢 Emang gaji suami kamu gak cukup sampe harus kerja ninggalin anak? 

Sesi Talkshow bersama Narasumber 
Serta banyak sekali pertanyaan sensitif yang menurut ku sangat parah dan tidak pantas di ucapkan atau ditanyakan apalagi yang nanya sesama wanita. Seharusnya mereka bisa mengerti dan memahami juga bahwa urusan rumah tangga dan urusan rumah serta anak itu tidak hanya milik Istri namun juga milik bersama antara Suami maupun Istri yang bisa bekerjasama dalam satu team. 

Pertanyaan sensitif tersebut tidak akan di tanyakan kepada laki2 yang bekerja. Karena memang bekerja adalah tugas Laki-laki atau suami untuk memberi nafkah keluarga. Hal ini yang membuat adanya perbedaan permasalah Gender saat ini. Masih banyak yang membeda-bedakan dalam urusan pekerjaan antara laki-laki maupun perempuan. 

Sesi bersama kak Diajeng Lestari 
Bahkan saat ini angka kekerasan terhadap perempuan dan juga anak masih sangat tinggi di Indonesia begitupun tingkat perceraian juga sangat tinggi sekali. Hal ini perlu adanya perhatian penuh terhadap lingkungan sekitar bahwa pentingnya peran keluarga serta peran ayah dan juga ibu untuk bisa berkomitmen serta komunikasi yang baik untuk membangun rumah tangga dalam menjadi Perempuan Produktif.  Sehingga salah satu cara menguranginya adalah menekan perkawinan anak yang merupakan solusi untuk memberikan kesempatan perempuan menjadi berkembang. 

Saat ini juga masih banyak Laki-laki yang melarang istrinya bekerja atau menjadi perempuan produktif dengan berbagai alasan. Permasalahan ini juga masih menjadi permasalahan gender. Padahal saat ini kesempatan Perempuan bisa Maju untuk tetap produktif juga bisa dilakukan dirumah apalagi dengan pesatnya Era Digital saat ini. Peluang membuka UMKM ini sendiri atau usaha menjadi salah satu caranya.

Adanya banyak UMKM tentunya akan membuka peluang lapangan pekerjaan lainnya buat sekitar, sehingga dapat mengurangi angka pengangguran dan menjadi negara Indonesia yang kuat dan maju.


Salah satu narasumber terakhir kita Diajeng Lestari yang sudah sukses dalam bisnis online Hijup.com nya tersebut menjelaskan bahwa saat ini Indonesia masih menjadi negara yang konsumtif namun dengan tingkat produksi yang masih sangat rendah dibandingkan dengan negara lain. Hal ini menjadikan acuan bahwa masih banyak lahan usaha yang bisa kita geluti menjadi perempuan berdaya dalam membuka peluang UMKM. 

Vlog Acara


Menjadi negara maju dan berkembang juga perlu adanya dukungan dari Masyarakat. Seharusnya masyarakat juga bisa mendukung penuh saat perempuan untuk maju dan tidak mengkotak-kotakkan permasalahan gender ini, atau istilahnya tidak menjadi netijen julid.. Hehe (By Rachmanita) 

19 komentar

  1. bener banget nih seharusnya masyarakat juga wajib mendukung penuh nih buat perempaun maju dan ge mebeda bedakan gender nih

    BalasHapus
  2. Aku setuju bahwa perempuan harus tetap mandiri meskipun sudah menikah. Bukan berarti suami ga mampu menafkahi, tapi kan kita punya kemampuan kenapa harus terkotak2 dalam uruan domestik semata..

    BalasHapus
  3. saya setuju mbak, karena perempuan harus mandiri bila suatu saat kita di tinggalkan oleh suami kita nggak akan kaget dan masih bisa bertahan dengan anak-anak kita :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. yap benar. kudu punya penghasilan sendiri. saya pun bekerja tapi dari rumah. hehe.. saat ada event selalu bawa anak sih sebab gak ada yg nemani anak juga

      Hapus
  4. Mungkin mereka yg ngomong gitu merasa khawatir dengan anak2nya. Biarpun berkerja, wanita juga mesti atur waktu dgn keluarga kan? Gmnpun anak2 mesti jd prioritas

    BalasHapus
  5. Setuju banget. Zaman sekarang, perempuan juga bisa maju dan berkarir kok. Nggak ada larangan, as long as dia juga bisa membagi waktu dengan baik. Tetap harus di support.

    BalasHapus
  6. Setuju pake banget donk. Kurleb kita senasib lah, dari karyawan lalu banting setir jadi IRT terus sekarang bergiat di ranah medsos. Ya ga cuma demi fulus sih tapi buat aktualisasi diri dan biar tetap waras. Hidup cewek (mamak) produktif 💪

    BalasHapus
  7. Setuju bgt nih, hrusnya msyarakt sudah harus sadar dan ga mengkotak2 kan gender, wanita jg bebas untuk bekerja ya walopun sudah berkeluarga nantinya

    BalasHapus
  8. Menarik banget ini bahasan acaranya semoga nanti ada di Bandung juga yaa, dan aku setuju banget kalo sekarang perlu banget kesetaraan gender jangan dibeda-bedakan

    BalasHapus
  9. Kalau mbahasa gender sejam dua jam gak cukup yaaaa :D
    ALhamdulillah kita hidup di zaman yang menjunjung kesetaraan gender hehe :D
    Jd perempuan juga udah dianggap biasa berada/ bekerja di sektor publik ya, asal dapat dukungan aja :D

    BalasHapus
  10. Memang tidak mudah menjadi wanita produktif dan berkarya apalagi sejalan dengan selalu menjaga kebahagian keluarga. Berusaha mencontoh khadijah ,sudah kaya dan sangat di cintai nabi

    BalasHapus
  11. Aku berharap ke depan, diskriminasi yang dialami perempuan bisa makin berkurang dan bahkan lenyap. Sedih soalnya mba

    BalasHapus
  12. Zaman millenials memang menjadi luas jangkauannya.
    Dan belajar menyenangkan bagi wanita ketika diberi kesempatan yang sama dari pasangan dan lingkungan.

    BalasHapus
  13. Nah bener, kalau ada apa-apa sama suami, kita juga harus mampu mandiri dan juga pintar mengelola keuangan keluarga. :D Suka deh ama acara kaya gini, sayang ga sempet dateng huhu.

    BalasHapus
  14. Bahas tentang kesetaraan gender ini emang ga ada habisnya ya mbak ada pro dan kontranya, jadi memang harus banyak edukasi juga nih biar jelas.

    BalasHapus
  15. Huhu curahan hatiku seolah ter wakilkan dengan tulisan ini. Ga ngerti lagi lah pokonya sama yang suka julid2 itu. Harusnya sesama perempuan itu saling menguatkan, bukan menjatuhkan.

    BalasHapus
  16. Setuju mba, yukk kita jangan jadi netizen julid. Sesama blogger dan penulis harus saling mendukung, bukannya julid hehe

    BalasHapus
  17. banyak banget pertanyaan untuk perempuan ya, dianggap remeh padahal perempuan bisa ngelakuin semuanya. mirisnya, yg sering kayak gitu sesama perempuan

    BalasHapus
  18. nah ini kadang yang bikin down itu komentar orang dengan keputusan seseorang harusnya ya saling dukung sesama perempuan ya mba

    BalasHapus